Perbedaan Saldo Menurun dan Saldo Menurun Berganda

Konten [Tampil]

Perbedaan saldo menurun dan saldo menurun berganda berkiatan dengan akumulasi penyusutan dan beban depresiasi yang terjadi selama umur manfaat. Langkah menghitung penyusutan metode saldo menurun berganda tanpa nilai residu akan mempertimbangkan ketentuan umum perpajakan yang berlaku.

Contoh soal dan jawaban penyusutan metode saldo menurun berguna dalam mendistribusikan beban penyusutan selama satu periode akuntansi. Jurnal penyusutan metode garis lurus tentunya melibatkan beban depresiasi di sisi debit dan akumulasi depresiasi kendaraan di sisi kredit.

Contoh soal depresiasi metode saldo menurun berganda tanpa nilai residu berperan sebagai upaya membebankannya sebagai aktiva pajak tangguhan atau kewajiban pajak tangguhan. Perbedaan temporer dan perbedaan permanen akan menghasilkan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif terhadap penghasilan kena pajak.

Perbedaan Saldo Menurun dan Saldo Menurun Berganda


Bedanya Saldo Menurun dan Saldo Menurun Berganda

Bedanya saldo menurun dan saldo menurun berganda akan mengakibatkan jumlah beban penyusutan dan akumulasi penyusutan didasarkan pada nilai buku awal tahun. Aktiva tetap yang dibangun sendiri harus disusutkan dan tidak boleh diakui sebagai tambahan kekayaan ketika terdapat selisih dengan harga wajarnya.

Perbedaan saldo menurun dan saldo menurun berganda dapat dilakukan untuk memudahkan akuntan mengakui adanya penurunan nilai aktiva tetap karena ketinggalan zaman atau kerusakan. Diakuinya akumulasi depresiasi setiap periode tidak menjadikan adanya pengumpulan kas guna membeli aktiva lainnya.

Bedanya double declining method disebut metode saldo menurun berganda yaitu penyusutan yang didasarkan nilai buku aktiva tetap pada awal periode. Tiga faktor yang mempengaruhi perhitungan depresiasi yaitu biaya perolehan, masa manfaat dan nilai residu aktiva tetap perusahaan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Membuat Laporan Laba Rugi Komprehensif

Contoh Soal Penyusutan Metode Double Declining Method

Contoh soal penyusutan metode double declining method disebut depresiasi yang dilakukan agar pada tahun pertama perusahaan dapat menghemat pengeluaran dalam rangka membayar pajak penghasilan badan. Biaya perolehan akan diakui sebesar total pengeluaran perusahaan untuk membeli aset tersebut.

Contoh soal dan jawaban depresiasi metode saldo menurun berganda dakan mempertimbangkan nilai residu. Entitas yang menggunakan metode ini tidak diperkenankan mengakui nilai residu seperti dalama ketentuan umum perpajakan. Masa manfaat merupakan taksiran umur ekonomis aktiva tetap.

Soal dan jawaban depresiasi metode saldo menurun berganda terjadi pada PT Kakraffi yang melakukan pembelian Kendaraan Bermotor dengan harga beli Rp 92.320.000 dan digunakan selama 8 tahun dengan umur ekonomis 12 tahun. Bagaimana cara menghitung penyusutan kendaraan?

Baca Juga: Contoh Perhitungan Saham Preferen dan Saham Biasa

Cara Menghitung Beban Penyusutan dan Akumulasi Depresiasi

Cara menghitung beban penyusutan dan akumulasi depresiasi berdasarkan contoh soal penyusutan aktiva tetap metode saldo menurun tanpa nilai residu. Akuntan perusahaan dapat mengalokasikan biaya perolehan selama umur manfaat guna membandingkannya dengan aktiva lainnya.

Cara menghitung akumulasi depresiasi dan beban penyusutan diperbolehkan bagi perusahaan dalam rangka perhitungan nilai buku untuk pertukaran aktiva tetap atau penjualan aset tetap perusahaan. Metode garis lurus biasanya digunakan karena anggapan aktiva tetap berjalan lancar setiap periodenya.

Contoh perhitungan penyusutan metode saldo menurun berganda memerlukan informasi tentang umur manfaat dan nilai buku awal periode. Ayat jurnal penyesuaian dianggap sebagai transaksi yang akan terjadi di masa mendatang. Adapun tarif perhitungan depresiasi kendaraan yaitu:

TahunTarifBeban DepresiasiAkumulasi DepresiasiNilai Buku
0 Tahun Rp 92.230.000
1 Tahun12,50% Rp 23.057.500 Rp 23.057.500 Rp 69.172.500
2 Tahun12,50% Rp 17.293.125 Rp 40.350.625 Rp 51.879.375
3 Tahun12,50% Rp 12.969.844 Rp 53.320.469 Rp 38.909.531
4 Tahun12,50% Rp 9.727.383 Rp 63.047.852 Rp 29.182.148
5 Tahun12,50% Rp 7.295.537 Rp 70.343.389 Rp 21.886.611
6 Tahun12,50% Rp 5.471.653 Rp 75.815.042 Rp 16.414.958
7 Tahun12,50% Rp 4.103.740 Rp 79.918.781 Rp 12.311.219
8 Tahun12,50% Rp 12.311.219 Rp 92.230.000 Rp -

Baca Juga: Contoh Soal Pembagian Laba Rugi Persekutuan

Demikian perbedaan saldo menurun dan saldo menurun berganda disertai contoh soal penyusutan aktiva tetap tanpa nilai residu akuntansi keuangan menengah dan pengantar audit. Agar menghindari adanya aktiva dan kewajiban pajak tangguhan, perusahaan sebaiknya menyesuaikan dengan ketentuan perpajakan.

Belum ada Komentar untuk "Perbedaan Saldo Menurun dan Saldo Menurun Berganda"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel